saya jadi teringat kenangan masa lalu mengenai hal ini..
ini cerita saya sembilan tahun yang lau waktu masih bujangan
seorang ibu tetangga saya menasehati begini :
" mas..kalau bisa cari istri yang bisa diajak susah..begitu katanya "
saya jawab : " ohh..jadi begitu yah bu..."
tapi setelah itu saya sempat berpikir.. bagaimana kalau nanti saya ditanya oleh calon mertua
misalnya : " kenapa mas suka ama anak saya "
lalu apakah saya kan menjawab : " karena anak ibu/bapak mau diajak susah..begitu yah ? ha..haa..
bisa diusir kali saya sama calon mertua..
tentu orang tua sedih kalau anaknya susah..apalagi hidup dari kecil memang susah..hee..hee..
mungkin maksud ibu itu bukan yang bisa diajak susah...tapi yang bisa diajak prihatin kali yah...
nah itulah sekelumit ilustrasi atau analogi sederhana saya ..mengenai susah atau prihatin..
karena menurut pendapat subyektif saya hidup susah tentu berbeda dengan hidup prihatin..
orang susah apalagi hidup merasa susah terus menerus lebih cenderung berkeluh kesah karena kurang mensyukuri nikmat Tuhan..jiwa yang merasa susah tentunya selalu gelisah dan tidaknyaman dengan kehidupan ini..
berbeda dengan orang yang hidupnya prihatin..mereka senantiasa bisa mengendalikan hawa nafsu yang berlebihan..menahan segala sesuatu untuk tidak serakah dalam mengikuti hawa nafsunya...
dan ada hal lain yang saya amati orang miskin itu belum tentu mereka hidup prihatin..sementara di sisi lain banyak juga orang kaya yang hidupnya prihatin
atau dalam pengertian lain :
" orang susah belum tentu prihatin, dan orang prihatin belum tentu susah "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar